Review Penelitian Seni Rupa dan Desain
1. Judul : Analisis Semiotika Terhadap Makna
Simbolik Elemen-Elemen Arupadhatu
Pada Candi Borobudur
* Objek Kajian Seni Rupa dan Desain : Objek kajian
seni rupa yang ada di tulisan ini adalah menyangkut makna simbolik elemen
Arupadhatu pada candi Borobudur.
* Pendekatan : Pendekatan yang dilakukan oleh penilitian
ini dengan pendekatan interpretative untuk menganalisis keterkaitan antara
makna simbol elemen-elemen yang ada di ajaran Buddha.
* Analisis : Penelitian ini menggunakan metode
literature atau pustaka. Penelitian ini menghasilkan analisis makna simbolis
terhadap lantai teras 6 bedenah bujungsangkar yang mempunyai makna simbolis
bumi dan merupakan ruang transisi menuju unsur alam Aruphadhatu.
* Teori : Teori dalam jurnal ini menonjolkan tentang
teori semiotika Ekspansif (semiotika psikoanalisis), khususnya psikoanalisis Peirce, Eco, dan Fiske.
* Kesimpulan : Makna
simbolik lantai teras 6 merupakan simbol dari ruang transisi. Ditahap ini,
Bodhisatva menanggalkan keterikatannya terhadap unsur duniawi, agar perjalanan
menuju tahapan Arupadhatu. Lantai teras Arupadhatu merupakan simbol dari ruang
yang tanpa bentuk atau tanpa rupa, didalam kosmologi Buddha Arupadhatu
merupakan simbolisasi “kepala” atau langit yang melambangkan alam atas.
Makna simbolis denah lantai melingkar,
bermakna simbolis sebagai sebuah bentuk perjalanan sang Bodhisatva menuju
ketingkat kesadaran yang lebih tinggi. Pada tahapan ini manusia sudah bebas
dalam segala keinginannya dan ikatan bentuk dan rupa dan ditahap ini sang
Bodhisatva belum tercapainya kesempurnaan karena disebabkan adanya kekotoran
didalam batin.
Makna simbolik stupa berterawang
merupakan simbol tubuh sang Buddha dan patung Bodisatva yang didalamnya
memiliki makna simbolik jiwa atau roh suci. Makna stupa berterawang belah
ketupat yang menggambarkan tubuh sang Bodisatva dan terlihat seperti garis
imajiner diagonal berbentuk “X” tanda ini melambangkan untaian tali yang
mengikat tubuh sang Bodisatva.
Makna simbolik stupa terawang bujur sangkar yang terletak pada lantai teras 9,Makna ini menggambarkan simbolik sang Bodisatva sudah berada dalam pencapaian kesadaran tertinggi menuju pencerahan. pola bujur sangkar yang terdapat pada stupa berterawang celah bujur sangkar tersebut, maka akan terlihat gambaran implisit garis imajiner horizontal diagonal tanda “+ “ atau pola kotak gelap-terang, hitam-putih, yang mempunyai makna simbolis bentuk keseimbangan. Jiwa Sang Bodhisatva tidak lagi terpengaruh oleh realitas dunia dan sudah mencapaikesadaran tertinggi menuju kesempurnaan.
Makna
simbolik patung Bodhisatva yang ada didalam stupa terawang merupakan simbolik
Vairocana atau sang roh cuci atau jiwa yang sedang memutar roda Dharma
(Dharmacakra Mudra) dalam pencapaian kesadaran
tertinggi menuju kesempurnaan.
Patung Bodisatva yang
ada didalam stupa berterawang
merupakan simbol sang
jiwa atau roh
suci yang bersemayam
didalam badan fisik setiap makhluk. Sang jiwa atau roh suci inilah yang
dibebaskan dari siklus kelahiran dan kematian (Reinkarnasi) penyebab
kesamsaraan.
* Menurut saya
bisa diteliti dari jurnal tersebut setiap mengunjungi ke candi Borobudur kita
dapat mengetahui makna-makna simbolik perlantai. Jadi kita dapat lebih merasa
sangat terbawa suasana saat mengunjungi kesana.
* Sumber : Darmayuda, I. G. P. (2020). Analisis Semiotika Terhadap Makna
Simbolik Elemen-Elemen Lantai Teras Arupadhatu Pada Candi Borobudur. Jurnal Ilmiah Komunikasi (JIKOM) STIKOM IMA, 12(03), 1-10.
2. Judul : Urgensi
Seni Rupa Kaligrafi Dalam Pendidikan Islam
* Objek kajian
seni rupa dan desain : Objek kajian seni rupa yang akan kita bedah yaitu
tentang seni rupa kaligrafi dalam pendidikan islam
* Pendekatan :
Pendekatan yang ada dalam jurnal tersebut menyangkut tentang urgensi kaligrafi
dalam pendidikan islam dan hukum seni rupa dalam islam. Kaligrafi berisi
tulisan indah dan didalamnya terdapat kaidah yang dapat di sampikan para
pembaca.
* Analisis :
analisis yang digunakan untuk membuat jurnal tersebut dengan cara metode
literature atau pustaka dengan cara mengumpulkan data, membaca buku ataupun
jurnal. Kemudian dikumpulkan lalu diketik dengan bahasa yang lebih baik dan
rapih.
* Teori : Didalam
jurnal tersebut tidak di memberitahukan tentang teori yang digunakan. Namun,
jurnal tersebut berdasarkan para pembuat buku atau pendapat, seperti Roisudin,
Ayi Sisma, Syafril and Zelhendri Zen.
* Kesimpulan : Seni kaligrafi adalah seni rupa yang berupa
tulisan indah yang disesuaikan dengan kaidah agar tidak terjadi perubahan makna
ayat yang di sampaikan. Namun, hukum seni rupa akan haram apabila gambar
tersebut digunakan untuk sembahyang.
* Menurut saya bisa diteliti dari
jurnal tersebut adalah urgensi kaligrafi seni rupa yang dapat di pakai di dalam
pelajaran agama islam. Kemudian didalam agama islam, haramnya karya seni rupa
yang berupa 3Dimensi, dipahat. Itu akan menimbulkan maksiat.
* Sumber : Lestari, N. H. P., Ichsan, Y., Sukriyanto, R.,
& Asela, S. (2021). Urgensi Seni Rupa Kaligrafi Dalam Pendidikan Islam. Palapa, 9(1), 126-136.
3. Judul :Seni Rupa sebagai Alternatif Pendekatan dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spritual
* Objek kajian seni rupa dan desain : jurnal tersebut dibuat
karena untuk menigkatkan spritual atau lebih memiliki rasa pada karya seni
* Pendekatan : dengan di adakannya acara menciptakan karya
seni, semua para seniman harus memiliki rasa terhadap karyanya
* Analisis : analisis yang digunakan dalam pembuatan jurnal
tersebut adalah metode kualikatif. Metode yang dilakukan dengan cara
mewawancarai semi terstruktur dengan dilakukan secara daring. Analisis validitas
data pada penelitian tersebut menggunakan teknik triangulasi sumber.
* Teori : Didalam jurnal tersebut tidak di memberitahukan tentang
teori yang digunakan. Namun, jurnal tersebut berdasarkan para pembuat buku atau
pendapat, seperti Abbihl, G. M., Abidin, Z., Ahmad, N.
* Kesimpulan :
Dapat di simpulkan, bahwa penciptaan seni rupa dapat menajdi alternatif untuk
meningkatkan spiritual manusia. Lalu, karya seni tidak hanya mengandalkan
keterampilan tangan saja, tapi ada unsur batin sang pelukisa. Sehingga hasil
karya menjadi lebih kuat atau terlihat lebih hidup.
* Menurut saya bisa diteliti dari jurnal tersebut adalah kegiatan menciptakan
karya seni ini merupakan bentuk komunikasi antara seniman dan karyanya yang
sangat menarik untuk diteliti lebiih lanjut.
Sumber : Prihwanto, P. (2021).
Seni Rupa sebagai Alternatif Pendekatan dalam Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, 7(1), 61-71.
Sekian Terima Kasih.
Comments
Post a Comment